MANZIL Pict

What we know is a drop, what we don't know is an ocean. Newton

MANZIL Pict

Plato is my friend, Aristotle is my friend, but my greatest friend is truth. Newton

MANZIL Pict

No great discovery was ever made without a bold guess. Newton

MANZIL Pict

Nature is pleased with simplicity. And nature is no dummy. Newton

MANZIL Pict

If I have seen further than others, it is by standing upon the shoulders of giants. Newton

Pages

Sabtu, 03 Oktober 2015

Bayangan Kecilku


Anganku


Ibu


Kesendirian


Sabtu, 03 Januari 2015

IBU DAN 2 MATA UNTUKMU (cerpen)

Ibu Dan 2 Mata Untukmu
Seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan bertanya kepada dokter,
            “Bisa saya melihat bayi saya ?”
Ketika gendongan seorang ibu berpindah dari tangan seorang dokter kepada ibu  dan berlahan ibu melihat buah hatinya yang munggil. Ibu menghela nafasnya sejenak ketika mengetahui buah hatinya memiliki kekurangan pada pengelihatannya.
JJJ
Lambat laun pengelihatan bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu mulai bekerja dengan sempurna. Dia perlahan mampu melihat indahnya dunia namun dia tumbuh menjadi anak yang sedikit berbeda dengan kawan – kawannya. Suatu ketika anak perempuan  itu bergegas pulang dengan wajah yang masam dan menangis dipangkuan ibunya. Sang ibu tahu bahwa anaknya mengalami berbagai peristiwa dan tragedi.
Anak kecil itu berkata kepada mamanya dengan terisak – isak
            “Ma... Ada seseorang yang melihatku dan ia merasa ketakutan, apakah aku sosok yang aneh bahkan atau aku sangat menakutkan?”
JJJ
Lambat laun anak kecil itu berubah menjadi gadis yang cantik dan pandai. Ia juga menggembangkan bakatnya menjadi fotografer dan penulis. Suatu ketika disekolahnya diadakan sebuah lomba pemilihan untuk lomba Abang dan None diDaerahnya, dan gadis ini ingin mengikutinya. Karna ia juga ingin mengetest sampai dimana wawasan pengetahuannya.
Ibunya mengingatkan,
            “Bukankah tanpa kamu mengikuti ajang itu kau bisa mengukur kemampuanmu dari kau mendapat peringkat setiap tahunnya?”
Ibu hanya tidak ingin anaknya menjadi kecewa dan sedih nantinya larna hanya akan jadi bahan tertawaan walaupun ibu sangat ingin melihat anaknya menjadi seorang yang membanggakan. Namun ibu harus mengurungkan keinginannya dahulu karena kesedihan anaknya akan membuat dirinya terluka. Suatu ketika Ayahnya bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencagkokkan mata untuk putrinya.
Dokter tersebut berkata,
            “Saya bisa mencangkokkan mata anak bapak asalkan ada pendonor.”
Dengan keinginan yang sangat teguh untuk melihat putrinya sama dengan yang lainnya, ia mulai mencari seorang pendonor untuk putri tunggalnya. Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil putrinya.
Sang ayah berkata,
“Nak, ada seseorang yang tak dikenal telah bersedia mendonorkan matanya padamu. Ayah akan segera membawamu kerummah sakit untuk pencangkokkan mata. Namun, ini sangatlah rahasia.”
Operasi berjalan dengan sukses. Seorang gadis  baru pun lahirlah. Bakat fotografernya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Dengan kejeniusan yang dimiliki ia menjadi sangat dikenal disekolahnya, dan beberapa kali mendapat piagam penghargaan atas karya – karyanya.
JJJ
Beberapa bulan kemudian gadis ini bertanya kepada ayahnya, dimana keberadaan ibunya karena ibunya hanya menitip pesan pada gadis ini hanya pergi menjaga neneknya yang sakit didesa. Dan dia juga bertanya kepada ayahnya siapa yang mendonorkan mata untuknya karena ia tidak bisa tenang menggunakan mata seseorang dengan sesuka hati tanpa mengucap terimakasih.
            “Ayah dimana ibu? Apakah nenek masih belum sembuh”
            “Sebentar lagi ibu akan pulang.”
            “Ayah sudah berkata ini berulang – ulang padaku, dimana ibu ayah?”
Lagi -  lagi ayah membalas pertanyaanku dengan senyuman. Gadis munggil ini bertanya kembali kepada ayahnya,
            “Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan mata ini untukku. Orang itu telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya.”
Ayah menjawabnya,
” Ayah yakin kamu takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan mata ini.”
Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan,
            “Sesuai dengan perjanjian, ini mungkin adalah saat yang tepat untuk kamu mengetahuinya.”
            “Apa yang sebenarnya yang terjadi yah?”
            “Sebenarnya ibumu tidak menemani nenek didesa. Memang awalnya ibu pergi kedesa untuk mencarikan pendonor untukmu. Namun, bus yang ditumpangi ibu, sopir busnya mengantuk dan menabrak pohon besar. Dan ibu mengalami kritis, dan disaat masa kritisnya ibu sempat sadar dan mengatakan pahwa ibu ingin mendonorkan matanya untukmu, dan menuliskan surat ini untukmu.”
                        Dear gadis munggilku yang cantik,
                        Ibu sangat senang nak saat kau tumbuh menjadi anak yang pandai, dan kejeniusanmu dalam mengambil  gambar. Ibu sangat ingin kau menjadi seorang fotografer yang genius, fotografer yang hebat. Kamu anak yang kuat nak, kamu mampu bertahan dari hinaan seseorang padamu selama ini. Mungkin ini saatnya ibu harus berkorban untukmu dan ini adalah jalan Allah untuk menolong putri ibu. Jangan bersedih nak, ibu bahagia jika melihat tawamu. Jangan bersedih, jika ada seseorang yang menghinamu kau tak perlu menghinanya. Kamu cukup memantaskan diri bagaimana kamu bisa mencapai keberhasilan yang dikatakan orang lain sebagai tidak mungkin. Ibu bangga padamu nak...
Gadis munggil ini hanya mampu tertunduk dan menahan tangisnya.
            “Aku akan membanggakanmu Ibu...”

(Fatin Furoida/A6)



10 NOVEMBER, BUKAN CERITA USANG

 10 November, Bukan Cerita Usang

          "Dan jika kita renungkan sejenak, Para Pahlawan kita sangat sederhana. Mereka tidak berharap peringatan dengan perayaan yang mewah, mereka hanya berharap do’a-do’a kita tetap selalu tertuju pada mereka di surga dan do’a-do’a agar kita segenap pemilik tanah air dapat bersatu meraih cita-cita bangsa." -seseorang-

   



           10 November, dibalik tanggal itu bagi sekawanan orang yang mengerti arti pahit dan manisnya pengorbanan untuk kebahagiaan semua orang, merupakan sesuatu yang penting bahkan teramat-penting-sekali agar seutas cerita dibalik tanggal itu tidak menjadi sekedar cerita usang termakan zaman. Ya, tidak dipungkiri lagi. Perkembangan zaman yang makin merombak dan merubah pola pikir masyarakat Indonesia sendiri-lah, yang membuat cahaya pada tanggal “10 November” di kalender mereka makin meredup. “10 November? Iya, Hari Pahlawan.”, hanya dengan kalimat itu, mereka menganggap peringatan Hari Pahlawan sudah mereka rayakan. Hanya dengan itu mereka menganggap apresiasi tertinggi terhadap Pahlawan bangsa sudah mereka lakukan.
          Tentu kita tidak asing dengan pepatah yang digumamkan oleh salah pahlawan kita yang benar-benar menjadi tokoh besar dalam upaya kemerdekaan Indonesia yakni Ir. Soekarno, “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya”, berarti apakah ini alasannya mengapa kita bangsa Indonesia tidak lekas menjadi bangsa yang besar dan maju? Apa karena masih banyak dari kita yang tidak menghargai Pahlawan Bangsa? Apa masih banyak dari kita yang belum tahu diri bahwa yang mereka injak ini hasil keringat dan cucuran darah siapa?. Jawaban dari pertanyaan itu semua adalah mungkin. Mengapa demikian? Karena bisa jadi, itu adalah kunci sukses bagaimana suatu bangsa agar menjadi besar, kuat, dan sejahtera. Bisa disebut juga kalimat itu merupakan amanah dari para pahlawan kita, agar kita tahu diri dan menghargainya dengan penghargaan tertinggi berupa melanjutkan perjuangan mereka untuk membangun karakter bangsa supaya dapat sebanding sejajar dengan bangsa-bangsa besar lainnya.

          Membangun karakter bangsa dengan presentase sekecil apapun semangat kepahlawanan yang kita punya. Walau sedikit, percayalah jika membahu melakukannya bersama-sama akan menjadi bukit. Menjadikan momen penting “10 November” ini bukan lagi cerita usang yang hanya selalu dibahas ribuan kali di sekolah, tanpa mengerti sedikit-pun makna tersirat didalamnya dan tidak melakukan apa-apa. Sekarang saatnya, khususnya kita generasi muda bangsa harus melakukan sesuatu untuk bangsa kita. Menjamin masa depan yang baik dan meraih cita-cita bangsa. Mengedapankan nilai-nilai kesetiakawanan sosial yang tinggi serta kita rapatkan barisan membangun negeri untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat sehingga bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa bermartabat, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat terus terjaga.  (N. Hariani/S 4)

Selasa, 07 Januari 2014

Surat Dari Annisa

          ‘Jika aku  memang,  tercipta  untukmu… ku’kan  memilikimu’
          Aku  menatapnya  sendu.  Dia  nampak  kelelahan  setelah  bermain  futsal  hampir  sejam.  Aku  berniat  memberinya  minuman  namun  niat  itu  harus  kuurungkan  saat  mengingat  statusku  yang  hanya  teman  masa  lalunya.

Surat  Dari  Annisa

          Akupun  beranjak  dari  bangku  kantin  dan  beranjak  menuju  kelasku  yang  berada  disamping  kelasnya.  Dengan  buku  Matematika  yang  sedaritadi  kubawa,  aku  melangkah  menjauh  dari  kantin  yang  berada  didepan  lapangan  futsal  SMA  Unggulan  Pertiwi.
          Aku  menatap  ke  arah  Andra,  teman  masa  laluku  yang  sangat  kukagumi.  Entah  mengapa  aku  bisa  jatuh  hati  pada  orang  yang  samasekali  tak  pernah  mempedulikanku.  Padahal  ada  David,  ketua  basket  yang  banyak  disegani  oleh  kaum  hawa  SMA Unggulan  Pertiwi  yang  amat  perhatian  padaku.

*