‘Jika aku
memang, tercipta untukmu… ku’kan memilikimu’
Aku menatapnya
sendu. Dia nampak
kelelahan setelah bermain
futsal hampir sejam.
Aku berniat memberinya
minuman namun niat
itu harus kuurungkan
saat mengingat statusku
yang hanya teman
masa lalunya.
Surat
Dari Annisa
Akupun beranjak
dari bangku kantin
dan beranjak menuju
kelasku yang berada
disamping kelasnya. Dengan
buku Matematika yang
sedaritadi kubawa, aku
melangkah menjauh dari
kantin yang berada
didepan lapangan futsal
SMA Unggulan Pertiwi.
Aku menatap
ke arah Andra,
teman masa laluku
yang sangat kukagumi.
Entah mengapa aku
bisa jatuh hati pada
orang yang samasekali
tak pernah mempedulikanku. Padahal
ada David, ketua
basket yang banyak
disegani oleh kaum
hawa SMA Unggulan Pertiwi
yang amat perhatian
padaku.
*
Aku menatap
lapangan futsal sejenak
namun tiba - tiba seseorang
menabrakku dari depan.
Bruk!! Aku
terjatuh. Sakit sekali. Orang
tersebut mengulurkan tangannya
untukku, berniat membantuku
berdiri. Akupun menggapai
tangannya dan berdiri.
Kulihat sosok orang
yang dengan tak
sopannya menabrakku
sekaligus membantuku. Betapa
terkejutnya aku melihat
sosok yang kucari
tiba - tiba
berada didepanku.
“Annisa, kamu
nggak pa -
pa’kan?” tanyanya cemas.
“An…dra…” gumanku.
Aku menatapnya sejenak
kemudian sadar dari
lamunanku. “Ah, iya… aku
baik - baik
saja kok” ucapku.
“Oh, yaudah.
Maaf loh, ya. Aku nggak
sengaja. Maaf banget”.
Aku tersenyum.
“Iya, Ndra”.
“Kalau gitu
aku tinggal, ya.. aku
ada urusan. Dah,
Nisa!” serunya kemudian
pergi meninggalkanku sendiri
dengan kebahagiaan kecil
yang sedang kurasakan. Aku
tersenyum menatapnya yang
perlahan pergi menjauh.
*
Hari yang
cerah ini tak
cocok sama sekali
dengan ku yang
harus berlari -
larian untuk mengejar
waktu. Hari ini
aku bangun terlambat.
Sangat terlambat. Jarakku
dengan sekolahku saat
ini masih bisa
dibilang tidak dekat.
Kakiku mulai lelah.
Rasanya aku ingin
terjatuh.
Namun tiba
- tiba aku
merasakann ada seseorang yang
memegang lenganku. Akupun
menatap kearahnya. Dan
lagi - lagi
aku dibuat terkejut
olehnya. Andra.
“Kita udah
telat, Nis. Bolos
saja, yuk!” ajaknya dan
tanpa sadar aku
meng-iya-i ajakannya itu.
Andra mengajakku
pergi ke taman.
Taman tempat terakhir
aku dan Andra
pergi bersama. 4
tahun yang lalu,
tepat pada saat
ulang tahunku yang
ke 14 tahun.
Andra merebahkan
tubuhnya diatas rumput
hijau taman ini.
Akupun hanya duduk
disebelahnya. Akutak berani
menatap Andra sedikitpun.
Jantungku seakan dipompa
sangat cepat, apalagi
tiba - tiba
Andra menggenggam tanganku.
“Nis, udah
lama, ya, kita
nggak jalan bareng”
ucapnya yang mengejutkanku. Akupun
hanya tersenyum.
“Oh
iya, aku
mau cerita sama
kamu”
“Silahkan saja”
“Aku sudah
pacaran sama Rika,
sahabatmu” tuturnya yang
membuatku terkejut. “Ri…Rika?” ulangku memastikan.
“Iya…
Dia baik
banget. Cantik pula”
Hatiku terasa
sakit menerima pernyataan
Andra yang belum siap
bahkah tak pernah
siap untuk kuterima.
Apalagi, pasangan Andra
adalah Rika, sahabatku
sendiri. Airmataku tak
sanggup kutahan. Akhirnya,
aku membiarkan butiran
- butiran airmata
itu terjatuh.
“Nis… kamu
nangis?” tanya Andra yang
kini duduk disebelahku.
“Kamu kenapa, Nis?”
“hks…
aku… Aku
suka kamu, Ndra. Aku
cinta kamu” ucapku.
Akupun beranjak pergi
dari taman namun
Andra menahanku. Aku
tak peduli, akupun
melepaskan genggamannya dan
pergi pulang. Aku
tak peduli apa
yang akan ikatakan
mama saat melihat
anak gadisnya ini
pulang dengan mata
sembab disaat jam
pelajaran masih berlangsung.
*
Kemeriahan tahun
baru telah menghangatkan
malam tanggal 31
desember yang amat
dingin ini. Banyak
kembang api yang
menghiasi langit malam
yang gelap. Besok
adalah hari pertama
bulan januari dan
itu artinya ulang
tahunku hanya tinggal
6 hari lagi.
Aku tak
peduli semua itu.
Semangatku telah redup
setelah mendengar penuturan
Andra yang mengukir
luka abadi dihatiku.
*
4 Januari
Hari
pertama masuk sekolah.
Andra menemui Rika
di kelas XII
IPA 1, kelasku
dan Rika. Tiba - tiba
Andra menanyakan kondisi
aku pada Rika.
Rikapun hanya menjawab
jika aku baik
- baik saja
kepada Andra sesuai
dengan sms yang
kukirim semalam.
5, 6 Januari
Andra
masih rajin menghampiri
kelasku untuk menanyakan
keadaanku, namun yang
dia dapat adalah
penyataan bahwa aku
masih liburan di
Bandung dengan keluargaku
oleh teman -
temanku.
7 Januari
Entah
kenapa Andra seperti
merasa ada yang
tidak beres dengan
ketidakhadiranku di sekolah.
Andra memutuskan dating
kerumahku. Dan dugaan
Andra benar, manamungkin
aku ke Bandung
sedangkan Mama berada
dirumah. Mamapun mempersilahkan Andra
masuk.
Andra
menatap setiap sudut
ruang tamu rumahku
yang dipenuhi oleh
foto, piagam dan
piala - piala
olimpiade yang pernah
kumenangkan. Sejenak Andra
terpaku menatap fotoku
yang sengaja dicetak
besar oleh papa.
Mama
yang tadinya pergi
ke dapur mengambil
minuman untuk andrapun
kini menanyakan tujuan
kedatangan Andra.
“Annisa sebenarnya
kemana, tan?”
Tiba
- tiba airmata
mama menetes begitu
saja. Mamapun pergi
menuju kamarku kemudian
kembali lagi. Membawa sepucuk
surat untuk Andra.
“Jawabannya ada
disini, Andra. Bacalah
saat kamu pergi
dari sini”.
Andrapun memutuskan
untuk pamit dan
pulang. Sebelum pulang,
Andra mampir ke
taman. Berniat membaca
surak yang diberikan
oleh mama. Diambilnya
secarik surat daru
amplop surat berwarna
biru langit itu
dan dibacalah isi
surat itu.
‘To :
Andrana pangestu
Ndra, mungkin
saat kamu membaca
surat ini aku
sudah tak ada.
Aku sudah tak
lagi melihatmu main
futsal dari jauh.
Tak lagi menjadi
secret admirer yang
selalu berniat mengelap
peluhmu dengan saputanganku
yang berhiaskan namamu.
Mungkin pula,
surat ini tetap
berada dibawah bantal
tidurku bertahun -
tahun karena kamu
tak pernah mencariku.
Leokimia yang
kuderita selama 2
tahun terakhir ini
sepertinya sudah tak
bersahabat lagi. Hehe..
jadi aku akan
pergi mendahuluimu.
Namun, sebelum
aku pergi. Aku
ingin mengutarakan uneg
- unegku yang
sudah hampir 5
tahun kupendam. Andra,
aku suka kamu.
Aku sayang kamu.
Aku cinta kamu.
Only you!
Aku tau
dan aku yakin,
saat kamu membaca
suratku ini kamu
pasti sudah bahagia
bersama pasanganmu. Semoga
kamu selalu bahagia,
Andra :’))
But, I
just want you to know
that I love you
so much. just you. I'm always waiting for
you. for this you just saw. not others. no one can
replace you these hearts. Maybe, you
never realize that I always pay attention
to you. However, it does not matter anymore.
Become the person you love is very difficult for me. impossible, if you
love me. But one
thing you should know. Life is hard, but I
love you :’*
“Jika aku
bukan jalanmu… ku
berhenti mengharapkanmu. Jika
aku memang tercipta
untukmu, ku’kan memilikimu. Jodoh padti
bertemu” – Afgan.
Aku bukan
seorang puitis. Jadi
maaf jika isi
suratku ini sangat
- sangat jelek.
Surat ini pantas
kok kamu buang
ke tembat sampah
:’)))
Terima kasih
atas semuanya.
Annisa F.’
Tiba
- tiba Andra
menundukkan kepalanya.
“Kamulah yang
aku cintai, Annisa…”
END
0 komentar:
Posting Komentar