“Dan
disitulah aku mulai mengenal dan mencintaimu. Musim
gugur di hutan meple yang rindang
dan tenang”
Autumn
Aku memejamkan kedua mataku. Merasakan
ketenangan yang kurasakan pada musim gugurku
yang ke 29. Aku sangat menyukai musim
gugur. Dari 4 musim yang ada di
Kanada, hanya Musim gugurlah yang paling
ku suka.
Aroma khas pohon meple yang tumbuh di
pekarangan rumahku di Québec, Kanada menyebar
disetiap sudut rumah kecilku ini. Aku
menikmati aroma kesukaanku ini. Aroma
pohon meple yang biasanya menjadi
parfumku setiap hari. Aku menikmatinya hingga
larut kedalam masa lalu. Dimana
aku pertama kali bertemu dengan
seseorang yang membuat hatiku tak karuan.
*
Aku
melangkah menyusuri jalanan setapak yang
berberis rapi menuju arah rumahku yang
masih lumayan jauh. Kulihat didepan sana
ada beberapa teman - teman sekelasku
yang sedang bercanda ria. Aku yang melihatnyapun
hanya tersenyum senang melihat teman -
teman ku tersenyum bahagis di
musim kesukaanku ini. Tanpa kusadari, tali
sepatuku lepas aku tak sengaja menginjaknya
hingga terjatuh.
BRUK!!
“Auuuh..”
rintihku kesakitan. Ku pegang
pergelangan kakiku yang teramat sakit. Rasanya
aku keseleo. Aku mencoba untuk berdiri
namun tak bias.
“Dumn! Bagaimana aku pulang kalau begini?”
Aku
mencoba berdiri lagi namun hasilnya nol
besar, malah aku terjatuh lagi, lagi
dan lagi.
“Aaah…” eluhku.
“Butuh bantuan?” Tanya seseorang yang telah
berdiri disampingku. Aku menengadah
dan menatap orang tersebut. “Um..
aku terjatuh, sepertinya keseleo” ucapku.
Tiba
- tiba dia mengangkat tubuh mungilku.
Akupun terkejut dibuatnya.
“A..apa yang kau lakukan?” tanyaku.
“Aku akan mengantarmu pulang”.
Dia
mulai melangkahkan kakinya. Tiba - tiba
jantungku berdegub kencang. Aku yakin, mukaku
pasti sudah seperti kepiting rebus. Sungguh
tak kusangka, Aldryan menopangku
dan sekarang dalam perjalanan membawaku
pulang. Aku sangat senang karena
ditolong oleh orang yang amat aku sukai.
‘thanks
god’
*
Hari
ini aku pulang sekolah menyusuri jalan
setapak menuju rumahku yang berada di
hutan pohon meple atau lebih tepatnya
kebun meple. Kali ini aku berjalan
sedikit pincang karena lukaku kemarin. Saat
belum jauh dari sekolahan, tiba -
tiba Aldryan menghampiriku.
“Alga!” aku menoleh kearah Aldryan yang
berada dibelakangku. “hei, gimana kakimu?” tanyanya.
“Ah, sudah baikkan. Thanks for yesterday”
Aldryan hanya tersenyum. Kamipun
melangkahkan kaki untuk pulang. Hening. Disetiap
langkah kali hanya keheningan yang tercipta.
Tak ada sepatah dua katapun yang keluar
dari mulut kami. Aku ingin
sekali nengajaknya bicara panjang lebar.
Bertanya ini itu kepadanya. Namun
lidahku sangat tidak mau diajak
kerjaama sehingga hanya diam tercipta.
“Alga, menurutmu, aku ini bagaimana?” Tanya
Aldry yang tiba - tiba memecahkan
kesunyian diantara kami.
Aku
tersenyum, “Aldryan itu laki - laki
yang cerdas, baik dan keren”
“Oh ya?”
“Um… sampai - sampai fansmu bertebaran
dimana - mana. Kalau aku bagaimana?”
“Em.. menurutku, Alga itu gadis yang
baik hati, pintar dan manis. Fansmu
juga banyak Al”
Akupun tersenyum tersipumalu mendengar
Aldryan mengatakan bahwa aku gadis yang
manis. Betapa senangnya hati ini. Tak
lama kemudian suasana diantara kami
kembali hening bersamaan dengan
jatuhnya daun daun meple dari pohonnya.
*
Tak
tersasa satu tahun berlalu. Sejak saat
itu, aku dan Aldryan jadi semakin dekat.
Setiap hari kami selalu pulang bersama.
Bercerita tentang kehidupan kami. Aku
menceritakan kecintaanku terhadap Musim gugur
pada Aldryan dan ternyata aldryan juga
sangat suka dengan musim gugur, sama
sepertiku.
Hari
ini untuk yang kesekian kalinya aku
dan Aldryan pulang bersama. Hari
ini kami pulang dengan membawa payung
masing - masing karena sejak pagi tadi
hujan turun dengan deras tanpa henti.
“Alga, aku mau bercerita sesuatu” ucap
Aldryan.
“Apa?”
“Aku menyukai seorang gadis dikelas kita.
Namun, karena sepertinya dia menyukai orang
lain, aku sekarang aku pacaran dengan Genie”
“Kamu…
pacaran dengan … Genie?”
“Um…”
“Tapi…
aku… mencintaimu…Al…” ucapku lirih yang pasti
tak terdengar oleh indra pendengar Aldryan
karena saat aku mengucapkannya Guntur
bergemuruh dengan kerasnya.
“Apa? Kamu ngomong apa?”
“Ah, Selamat yaa!”
“Terima kasih, Alga!”
*
Beberapa
minggu terakhir ini aku pulang sendiri.
Semenjak Aldryan mengatakan bahwa dia kini
bersama Genie, aku merasa dijauhi olehnya.
Tanpa terasa airmataku tumpah
seketika melihat Aldry dengan Gennie
bergandengan tangan. Pernah juga aku melihat
Genie berada diatas punggung Aldry
dengan bahagianya hingga membuat hatiku terasa
sakit.
*
Ini
adalah hari terakhirku di Québec
setelah seminggu aku lulus dari SMA.
Karena hari ini aku akan berangkat ke
Washington untuk melanjutkan sekolah
di Universitas Washington. Aku telah bersiap
- siap. Ayahku membantuku mengangkat koper
- koperku keluar.
Aku
mengambil handphoneku dan mengirim beberapa
kata untuk Aldryan. Aku ingin mengungkapkan
perasaanku pada Aldryan sebelum aku kembali
dari Washington dengan melihat
Aldryan menggendong anaknya bersama
Genie atau wanita lain.
‘Al,
sebentar lagi aku akan berangkat ke
Washington. Aku hnya ingin mengatakan ‘J'adore Aldryan !aku mencintaimu !’.
selamat tinggal Aldryan. Terima kasih’
Akupun berangkat menuju bandara bersama orang
tuaku. Aku berpelukan dengan mereka semua
sebelum aku pergi meninggalkan mereka selama
5 tahun.
Aku melangkah menuju pesawat yang bertuju
ke Washington yang beberapa menit lagi
akan lepas landas. Aku duduk didisebelah
jendela pesawat kemudian aku menatap luar
dan melihat Aldryan berlari menuju pesawat
yang kunaiki dengan dikejar oleh
beberapa petugas keamanan.
"Alga ! Alga !"
Aku menatap Aldryan yang sepertinya sudah
mengetahui dimana aku duduk.
"ALGAAA ! I LOVE YOU SOMUCH ! I’LL WAITING FOR YOU
COME HOME AND I’LL MARRY WITH YOU ! ONLY
YOU !"
Tiba
- tiba airmataku tumpah dan membasahi
wajahku. Aku sangat senang dengan apa
yang telah diucapkan oleh Aldryan. Aku
berniat untuk turun dari pesawat dan
memeluk Aldryan namun pesawat yang kunaiki
telah lepas lantas. Aku terlambat… tidak,
ini adalah awal bagi hubungan baruku
dengan Aldryan.
*
Tiba
- tiba sepasang telapak tangan mungil
menutup mataku. Aku tersenyum senang.
"Happy Birthday Mamaa !" Serunya
kemudian melepas tangannya dari tanganku. Aku
langsung saja memeluknya.
Muach…
Sebuah
kecupan tiba - tiba mendarat didahiku.
Aku menengadah dan kulihat Aldryan, suamiku
sedang tersenyum dengan membawa sebuah
karangan bunga mawar putih kesukaanku. Akupun
membalas senyuman hangatnya.
"Happy Birthday, istriku. I love you so much"
"Thanks"
End
0 komentar:
Posting Komentar